SUMMARY LIVE INSTAGRAM @KAWANRAMA BERSAMA @ENDIKKOESWOYO

Nama                          : Ibnu Rafli

Nim                             : 18107030012

Mata Kuliah                : Kajian Sosial Iklan

Dosen Pengampu        : Rama Kertamukti, S. Sos., M.Sn

 

SUMMARY NGOBROL RINGAN LIVE IG @KAWANRAMA BERSAMA ENDIKKOESWOYO

(NULIS MATEK, GA NULIS MATEK)

 

Saat ini kita sedang berada dalam situasi social distancing yang mengharuskan kita melakukan semua aktifitas sehari-hari seperti belajar, bekerja, bahkan belanja dilakukan di rumah. Hal ini tentu membuat kita semua jenuh dengan aktifitas yang terus diulang-ulang. Bahkan sebagian dari kita mungkin merasa mulai tidak produktif. Hal ini kemudian disadari oleh salah seorang dosen UIN Sunan Kalijaga, yaitu bapak Rama Kertamukti, S. Sos., M.Sn. Beliau merasa bahwa situasi yang kita rasakan saat ini mulai mengurangi tingkat produktifitas sehari-hari. Oleh karena itu pada hari Kamis, 7 Mei 2020, beliau melakukan sebuah diskusi menarik dan ringan untuk semua masyarakat terutama mahasiswa dalam live IG di akun @kawanrama sebagai moderator diskusi dan narasumber @endikkoeswoyo seorang penulis buku novel yang cukup terkenal.

Endik Koeswoyo lahir di Jombang, 15 Agustus 1982. Aktif dalam menulis buku dan novel sejak tahun 2006 sampai sekarang. Beliau pernah menempuh Pendidikan di kampus Akademi Komunikasi Indonesia di Yogyakarta jurusan Broadcasting Radio  Televisi. Tetapi akhirnya beralih jurusan ke sarjana Ilmu Politik di Universitas Bung Karno dan lulus tahun 2017.

Pada diskusi itu, Endik ditanyai perihal tentang bagaimana cara menjadi penulis yang baik, apa saja yang harus dipersiapkan, dan apa sih tips supaya bisa menulis dengan baik. Beliau kemudian membarikan statement bahwa “penulis yang baik berasal dari pembaca yang baik.” maksudnya adalah apabila kita ingin menulis dengan baik, maka kita harus terlebih dahulu menjadi seorang pembaca yang baik. Maksud dari pembaca yang baik itu adalah orang yang memiliki riwayat bacaan yang banyak. apabila diibaratkan sama seperti satu halaman yang kita tulis itu berasal dari 100 halaman buku yang telah kita baca.

Menulis juga harus dilandasi oleh sebuah tujuan, karena menulis tanpa tujuan itu tidak akan selesai atau tidak memiliki akhiran. Kita harus tau dahulu alasan kenapa kita menulis, apa yang akan kita tulis, dan harapan kita setelah menulis itu seperti apa. Selain tujuan, menulis juga memerlukan peluang/waktu. Peluang/waktu ini akan membuat kita bisa focus dalam menulis dan tidak mengganggu konsentrasi saat menulis. Dan sebelum menulis kita juga harus melakukan sebuah riset, dimana riset ini akan kita pakai untuk bahan tulisan kita.

Ketika akan menulis sebuah skrip film atau novel, Endik menggunakan cara menempelkan kertas mapping yang isinya watak tokoh yang akan digunakan dalam cerita yang akan ia buat. Ketika sedang menulis, beliau pernah merasa buntu atau terhenti pada suatu bagian cerita. Untuk mendapatkan ide kembali, ia biasanya menonton film untuk menyegarkan kembali ide yang tadi buntu. Hal itu bisa berlangsung hingga satu minggu. Dan fungsi dari kertas mapping ini untuk mengingatkan kita sudah sampai mana tulisan yang telah kita tulis.

Beliau juga menjelaskan perbedaan antara Copywriter dengan Story Teller, dimana Copywriter pendekatannya lebih ke produk yang kemudian menyerang logika pembaca, sedangkan Story Teller pendekatannya lebih ke Emotional yang akan menyerang ke Hati pembaca.






Dalam pembentukan karakter yang akan digunakan dalam tulisannya, Endik menciptakan sebuah Bridge dengan cara menetapkan empat tokoh yang terdiri dari satu tokoh utama dan tiga tokoh pembantu, dimana karakter pembantu ini yang akan mengganggu kehidupan dari tokoh utama. Untuk itulah diciptakan sebuah Bridge yang menghubungkan hal-hal tersebut.

Cara penulisannya sendiri menggunakan cara Story Drive, dimana cerita yang ditulis hanya garis besarnya saja dan kemudian dikembangkan lebih rinci. Hal ini berfungsi atau berguna untuk pengembangan karakter dalam tulisan tersebut. Dan cara ini merupakan cara yang banyak dipakai oleh para penulis hebat.

Beliau juga bercerita bahwa ide yang akan ia tulis biasanya berasal dari pengamatan riset dalam kehidupan sehari-hari baik secara langsung ataupun melalui media sosial seperti trending yang ada di twitter, youtube, facebook dan instagran untuk mengetahui hal apa yang sedang hangat dibicarakan masyarakat, kemudian digunakan untuk mendapatkan ide. Diskusi diakhiri dengan tips menulis yang disampaikan oleh Endik, “kunci dari menulis adalah mengamati dan membaca”

 

“Segeralah menulis sebelum nama anda ditulis di batu nisan”

-Endik Koeswoyo


Comments

Popular posts from this blog

Misunderstanding

Consumer Journey dan Aktivitas Mereka