Ceritaku Sebagai Konsumen yang Selalu Tertipu Iklan


Nama  : Ibnu Rafli
Nim     : 18107030012
Kelas   : Ilmu Komunikasi A 2018



Mata Kuliah Kajian Sosial Iklan – Cerita Pengalaman Menjadi Seorang Konsumen



Pengalaman menjadi konsumen pasti selalu pernah dialami oleh semua manusia yang ada di dunia ini, baik dari yang tua, muda, laki-laki, perempuan, anak kecil, remaja, dewasa, dan lainnya. Pada tulisan ini saya akan menceritakan pengalaman saya ketika menjadi seorang konsumen berbagai produk dan jasa.

Pernah suatu hari saya ingin membeli kebutuhan sehari-hari seperti pasta gigi, sabun, sampo, sabun cuci baju dan lain-lainnya. Ketika sedang melihat dan memilih produknya saya mencari yang paling murah, karena target saya adalah untuk menghemat uang sehingga bisa dipakai untuk keperluan yang lain. Tetapi ketika saat sedang memilih saya melihat sebuah iklan diskon produk makanan ringan yang saya sukai, dan tanpa basa-basi saya ambil karena yang harga normalnya Rp 15.000 menjadi rp 12.000. meskipun hanya berkurang Rp 3000 saya merasa untung, akan tetapi Ketika saya sampai ke kost, disanalah saya sadar akan apa yang telah saya beli. Pada saat itu saya dalam keadaan belum makan, dan saya sadar betapa ruginya saya membeli makanan ringan seharga Rp 12.000. karena setelah saya bandingkan harga makanan ringan Rp 12.000 dapat saya alihkan ke Nasi Telur di Warmindo dekat kost saya seharga Rp 7000 ditambah Es Teh Rp 2000 jadi total nya Rp 9000 dan itu masih bersisa Rp 3000.

Kejadian serupa juga pernah saya alami tetapi hal ini tidak berkaitan dengan diskon. Pada saat itu saya ingin membeli atau mengganti handphone lama saya dengan yang baru. Awal cerita, saat itu saya sedang melihat-lihat brosur Hp merk Oppo dan Vivo. Kedua merk memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing yang membuat saya tertarik dan ingin membelinya. Akan tetapi budget yang saya punya hanya berkisar dua jutaan. Spek yang bisa saya dapatkan dari uang sebanyak itu yaitu hanya Hp Vivo Y71 RAM 33/4 dan Penyimpanan internal sebesar 16 GB. Alas an lain saya memilih Hp Vivo Y71 karna saya melihat tante saya menggunakan Hp itu juga. Dari tampilannya memang sangat indah bagi saya waktu itu karena Hp saya yang sebelumnya tidak sebagus Vivo Y71. Vivo Y71 ini juga merupakan keluaran terbaru pada saat itu. Dan waktu itu juga ibu saya mengingatkan bahwa yang namanya teknologi pasti berkembang dan harganya pun pasti akan turun jadi bersabar saja, ucap beliau. Tetapi karena saya memang sudah jatuh hati pada Hp tersebut saya tidak bisa menunggu lebih lama dan kemudian membelinya. Berselang 2 bulan, muncul keluaran Hp terbaru dari Vivo dengan Spek lebih tinggi dari Hp Vivo saya yang baru dan lebih murah, sedangkan harga Hp Vivo saya yang sekarang menurut drastis, yang kemudian membuat saya menyesal karena tidak mendengarkan apa yang dinasehatkan oleh ibu saya. Dari kejadian itu saya memahami sistem yang ada pada penjualan Hp seperti smartphone dan sejenisnya, semakin lama produk itu dikeluarkan maka harga yang ditawarkan semakin murah karena produk yang baru akan terus bermunculan dan membuat produk lama tersingkirkan.

Kebanyakan iklan yang sering membuat saya tertipu adalah iklan-iklan yang menginformasikan bahwa produk tersebut lebih banyak 10 – 20 persen. Hal ini juga pernah menipu saya sebagai konsumen yang pada saat itu memikirkan kalau hal ini merupakan keuntung yang bisa saya dapatkan. Akan tetapi hal yang sebenarnya semua itu adalah “gimik” atau penarik konsumen sehingga mau membeli produk tersebut. Yang lebih parahnya lagi promo 10 -20 persen lebih banyak terdapat pada makanan ringan. Bahkan tanpa promo tersebut, kita sebenarnya sudah tertipu dengan apa yang mereka tawarkan. Karena dalam satu bungkus makanan ringan itu tidak terisi semuanya, bahkan hanya memenuhi sepertiganya saja dan selebihnya di isi dengan udara.


Iklan burger juga seperti itu. Pada saat dilihati di iklan TV, burger terlihat begitu besar dan tampilannya terlihat begitu mengugah, tetapi setelah dipesan kenyataannya tidak sesuai dengan apa yang terpampang di iklan tersebut. Seperti ukurannya yang kecil dan sayurnya tidak sebanyak yang terlihat di iklan.  Sudah jelas ini merupakan trik dari pengiklan agar produk yang dijual terlihat menarik sehingga konsumen mau membeli produk yang di iklankan. Saya pernah mencoba untuk membandingkan ukuran burger mana yang lebih besar antara dua restoran makanan cepat saji yaitu McDonald dan KFC. Dari hasil perbandingan dan percobaan saya, burger yang lebih besar, sayurnya lengkap dan enak didapatkan oleh McDonald. Sedangkan untuk KFC lebih menonjolkan menu ayamnya yang enak dan renyah. Pada iklannya juga KFC menampilkan slogan “Jagonya Ayam” yang menanamkan pola piker ke audien bahwa kalau ingin makan ayam ke KFC saja. 


Yang lebih menariknya lagi, setiap orang yang menjual ayam goreng baik itu yang di rumah makan atau di gerobak, pasti melabelkan nama ayamnya Kentuky yang merupakan kepanjangan dari KFC (Kentucky Fried Chicken). Tapi pemahaman yang sekarang di pahami oleh masyarakat kalau ingin beli ayam goreng ke KFC saja, karena ayamnya higenis dan bersertifikat sehat dan halal, padahal tidak jauh beda dengan yang dijual di rumah makan atau di penjual ayam goreng gerobak. Menurut saya ini juga termasuk penipuan secara halu kepada konsumen. Yang membedakan antara ayam KFC dengan yang penjual di pinggir jalan hanya harga dan tempatnya. yang membuat ayam KFC itu mahal adalah sewa tempat, dan modal alat memasakmya.

Susu protein pembentuk otot juga pernah membuat saya tertipu karena pada iklan menampilkan kalau tubuh ideal itu yang memiliki otot dan dengan dibantu dengan susu tersebut otot akan tumbuh atau berkembang. Pada awalnya saya mencoba untuk mengkonsumsi produk susu protein tersebut. Tetapi setelah beberapa lama saya tidak merasakan efeknya. Setelah dilihat dan dicari penyebab tidak ada perubahan yaitu susu tersebut hanya membantu perkembangan otot saya dan tidak menumbuhkan otot. Pada saat itu saya merasa kalau iklan susu protein tersebut telah menipu saya. Pada iklannya sang pemeran laki-laki bilang “Kerempeng? Mana keren! Trust Me, It Works” tanpa menyebutkan kalau ingin menumbuhkan otot memerlukan usaha olahraga dan yang lainnya.

Sekian cerita saya mengenai saya yang menjadi konsumen yang sering tertipu iklan. semoga dari cerita-cerita tersebut kita dapat mengambil hikmahnya. apabila ada kesalahan dalam tulisan saya mohon maaf karena tidak semua manusia itu sempurna. sekian 

Assalamualaikum Wr. Wb

Comments

Popular posts from this blog

SUMMARY LIVE INSTAGRAM @KAWANRAMA BERSAMA @ENDIKKOESWOYO

Misunderstanding

Consumer Journey dan Aktivitas Mereka