Kebetulan atau Memang Takdir??? (Edisi Perilaku Konsumtif)
Nama :
Ibnu Rafli
Nim :
18107030012
Kelas :
Ilmu Komunikasi A 2018
UTS Mata Kuliah Kajian Sosial Iklan –
Kebetulan dan Perilaku Konsumtif.
Assalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh
Semoga
kita semua dalam keadaan sehat dan dalam lindungan Allah SWT. dimudahkan
rezekinya, dan diberikan kemudahan dalam menghadapi semua persoalan hidup kita,
amin.
Kali
ini saya ingin bercerita tentang suatu kebetulan, teori konsumtif, dan
kesamaan. Cerita ini juga sebenarnya berhubungan dengan kehidupan saya di media
sosial. sering kali kita mengunakan sosmed atau sosial media. Tujuan kita
menggunakan sosmed bermacam-macam, ada yang sekedar untuk mencari informasi,
ada yang digunakan sebagai hiburan, mempromosikan sebuah produk (bisnis),
bahkan ada yang menggunakannya untuk membangun eksistensi supaya bisa terkenal.
Tapi sadarkah kita, bahwa postingan foto atau status yang pernah kita buat
mirip atau bahkan terkesan meniru postingan orang lain yang ada sebelumnya?.
Kesamaan
ini merupakan hasil dari perilaku konsumtif kita, dimana perilaku konsumtif
adalah tindakan individu sebagai konsumen untuk membeli, menggunakan atau
mengkonsumsi barang atau jasa secara berlebihan, tidak rasional, menimbulkan
pemborosan dan hanya mengutamakan keinginan atau kesenangan tanpa
mempertimbangkan kebutuhan atau manfaat dari barang atau jasa tersebut, bahkan
hanya untuk memperoleh pengakuan sosial, mengikuti mode atau kepuasan pribadi.
Contohnya adalah
Foto Instagram. Seperti yang kita tau Instagram atau IG adalah sebuah aplikasi
berbagi foto dan video yang memungkinkan pengguna mengambil foto, mengambil
video, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai layanan
jejaring sosial, termasuk milik Instagram sendiri. Jadi terkadang ketika kita
sedang mengupload atau ingin memasukan foto kita di IG, pasti ada setidaknya
satu atau dua foto yang mirip seperti foto yang kita posting.
Di atas adalah dua postingan foto di Instagram yang terlihat mirip. Yang ada di sebelah kiri adalah foto saya dan yang disebelah kanan ada foto orang lain yang tidak saya kenal. saya juga sebenarnya terkejut kenapa bisa sampai pose dan ukuran fotonya sama. Awalnya saya menggunggah foto ini untuk memenuhi syarat suatu perlombaan, tetapi setelah lewat dua hari saya memposting foto tersebut, teman saya memberitahu saya kalau ada orang yang memiliki foto yang sama dengan saya. Sontak setelah melihat foto tersebut saya langsung merasa aneh dan bingung bercampur tidak percaya kalau foto itu bisa mirip. Padahal saya dan orang ini tidak saling mengenal satu sama lain.
Untuk foto yang diatas juga berasal dari akun yang sama, yang membuat kenapa bisa foto yang saya ambil memiliki tema yang sama seperti yang dia punya mungkin karena pandangan atau kekaguman terhadap pesona pantai yang begitu indah, baik saat siang hari maupun sore menjelang matahari terbenam (Sunset).
Foto diatas juga termasuk foto yang mirip karena tempat dan pose yang sama. pose yang digunakan sama-sama miring dan menunjukan sedang mengendarai motor ATV. selain itu pemandangan tepi pantai yang luas membuat tempat ini menjadi tempat yang cocok untuk berfoto dan bermain.
Berfoto dibelakang monumen juga merupakan sebuah gaya berfoto yang menggunakan monumen sebagai background dari foto tersebut. kesamaan ini bisa terjadi karena melihat berbagai hal, bisa karena sebelumnya ada orang yang berfoto di monumen itu dan terlihat bagus dan keren, untuk sebagai kenang-kenangan, atau hanya untuk koleksi saja.
itulah beberapa foto yang mirip dengan foto yang ada di IG saya. bisa disimpulkan bahwa kesamaan ini merupakan wujud dari perilaku konsumtif, dimana kita menggunakan atau mengkonsumsi sesuatu demi kepuasan diri kita sendiri. Apabila dikaitkan dengan kajian sosial iklan, ini adalah salah satu cara bagi para Advertiser untuk memperkenalkan sesuatu kepada banyak orang melalui media yang penyebaran informasinya yang tak terbatas.
Begitulah apa yang bisa saya ceritakan mengenai kemiripan dan perilaku konsumtif dalam media sosial seperti IG ini. Mohon maaf apabila ada kesalahan, karena manusia adalah tempatnya salah dan tempat yang benar hanyalah milik Allah SWT.
Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca cerita saya ini. Tanpa panjang lebar
wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Comments
Post a Comment