DESA WISATA TOWILFIEST

Nama              : Ibnu Rafli

Nim                 : 18107030012

Kelas               : Ilmu Komunikasi A 2018

Mata kuliah     : Kajian Sosial Iklan (UAS)

Dosen              : Dr. Rama Kertamukti, M.Sn

 

DESA WISATA TOWILFIEST




A.    Pendahuluan

Indonesia memiliki berbagai macam tempat wisata, baik itu tempat rekreasi, hiburan, dan lain-lain. Yang menariknya, tempat wisata/hiburan tersebut tidak hanya terdapat  di perkotaan saja, tetapi juga terdapat di daerah pedesaan. Dewasa ini, mulai banyak desa-desa yang berubah menjadi desa wisata dengan memanfaatkan keindahan alam, kekayaan nilai budayanya, sampai keunikan yang tidak dapat kita temukan di perkotaan. Salah satu desa yang mungkin sudah memanfaatkan peluang ini adalah Dusun Bantar, Desa Banguncipto, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta.

Ada warga Desa Bantar bernama Mantowil yang gandrung berat dengan sepeda onthel. Ia lantas membuat paket Wisata Towilfiets, layanan wisata sepeda keliling desa. Sekarang, ia punya lebih dari 60 sepeda onthel yang siap mengantarkan wisatawan keliling desa tempat ia tinggal.

Meski merek lawas keluaran tahun 1940-an, sepeda onthel koleksi Towil dalam kondisi siap pakai. Mereknya antara lain Phoenix, Teha, BSA, Triumph, Philip, Simplex ataupun Gazelle.

Fiets berarti sepeda onthel. Karena itu, wajar jika Towil menamai bisnisnya Wisata Towilfiets. Towil sendiri yang akan menemani para tamu ngonthel jelajah desa. Kalau banyak tamu di musim liburan, biasanya Towil mengajak pemuda desa ikut serta menjadi guide.

Usahanya ini berawal dari Hobi bersepeda dan relasi yang dimiliki oleh mas Towil ketika menjadi buyer agent untuk para pembeli handycraft dan furniture dari luar negeri. Beliau berpikir bahwa desanya ini memiliki banyak potensi yang sangat menarik jika dibagikan dengan wisatawan mancanegara.

Essay ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana usaha wisata di Kecamatan Sentolo yaitu usaha wisata Towilfiets dalam menciptakan atau membangun ide lokalitas kreatif. Teori yang digunakan untuk menganalisis adalah teori Bourdieu, teori ini merumuskan konsep habitus sebagai analisis sosiologis dan filsafati atas perilaku manusia. Dalam arti ini, habitus adalah nilai-nilai sosial yang dihayati oleh manusia, dan tercipta melalui proses sosialisasi nilai-nilai yang berlangsung lama, sehingga mengendap menjadi cara berpikir dan pola perilaku yang menetap di dalam diri manusia tersebut. Habitus seseorang begitu kuat, sampai mempengaruhi tubuh fisiknya. Habitus yang sudah begitu kuat tertanam serta mengendap menjadi perilaku fisik disebutnya sebagai Hexis. Konsep kedua yaitu modal. Modal memungkinkan kita untuk mendapatkan kesempatan-kesempatan di dalam hidup. Ada banyak jenis modal, seperti modal pendidikan, ekonomi, budaya atau latar belakang dan jaringan. Modal bisa diperoleh jika orang memiliki habitus yang tepat dalam hidupnya. Konsep ketiga adalah ranah. Ranah adalah ruang khusus yang ada dalam masyarakat. Ada beragam ranah seperti ranah pendidikan, bisnis, seniman, dan politik. Jika orang ingin berhasil disuatu ranah, maka ia perlu mempunyai habitus dan kapital yang tepat.

 

B.    Pembahasan

Didalam kehidupan kita ini, terdapat suatu krisis yang namanya krisis identitas. Krisis identitas adalah ketika Anda mempertanyakan siapa diri Anda atau identitas diri. Biasanya, kondisi ini muncul ketika seseorang tengah mengalami perubahan besar dalam hidupnya. Beberapa contoh perubahan tersebut meliputi, kehilangan pekerjaan, menjalani hubungan yang baru, perceraian, memiliki anak, kehilangan orang tercinta, pindah ke lingkungan yang baru, mengalami kejadian traumatis, dan sakit. Terdapat beberapa krisis identitas seperti, identitas sosial, identitas diri sendiri, dan lain-lain. Disini mas Towil menyadari bahwa bersepeda di daerah Sentolo merupakan salah satu kearifan lokal, dan ia memiliki hobi dan pengetahuan dalam bersepeda. Ini membuktikan bahwa mas Towil menemukan habitusnya dalam bersepeda, dan dari sanalah ia mendapatkan ide untuk membangun usaha wisata TowilFiest

Usaha wisatanya ini juga memerlukan yang namanya modal, baik itu modal intelektual (pendidikan), modal ekonomi (uang), dan kapital budaya (latar belakang dan jaringan relasi). Apabila  kita memiliki habitus yang tepat sesuai dengan diri kita, kapitalis dapat kita terapkan. Mas Towil sendiri sadar bahwa ia tidak bisa berbahasa asing, sehingga ia harus terlebih dahulu mempersiapkan modal intelektual sebelum memulai usahanya. Untuk latar belakang dan jaringan relasi telah diperoleh oleh mas Towil ketika masih menjadi buyer agent untuk para pembeli handycraft dan furniture dari luar negeri, sehingga ia memiliki modal relasi untuk memulai usahanya. Dan terakhir adalah  arena, yaitu ruang khusus yang ada didalam masyarakat, atau lebih gampanya adalah kondisi tempat dimana kita akan memulai usaha. Terdapat berbagai macam arena seperti, arena Pendidikan, arena bisnis, arena seniman, dan lain-lain. Apabila ingin sukses dalam suatu arena, terlebih dahulu harus mempunyai habitus dan modal yang tepat. Apabila kita kembali melihat apa yang telah dimiliki oleh mas Towil, kita dapat melihat bahwa beliau mengerti tentang lingkungannya sekitar, focus pada lingkungannya, memiliki habitus yang sesuai dengan dirinya, dan mempunyai relasi yang luas sehingga dapat menggaet wisatawan luar negeri.

 

C.    Kesimpulan

Konsep habitus, kapital, dan arena memiliki keterkaitan satu sama lain. Apabila kita ingin berhasil di suatu arena, maka kita harus memiliki habitus dan modal yang tepat, sehingga kita siap untuk bersaing di arena tersebut. Selain itu, modal juga menjadi salah satu faktor penting ketika kita ingin berhasil di arena tersebut, baik itu modal Pendidikan, modal ekonomi, dan modal lainnya. Jaringan yang tepat juga menjadi salah satu factor keberhasilan seseorang dalam menghadapi suatu arena. Dengan luasnya jaringan kita, dapat mempermudah dalam mendapatkan pelanggan dan memperluas usaha kita.


Comments

Popular posts from this blog

SUMMARY LIVE INSTAGRAM @KAWANRAMA BERSAMA @ENDIKKOESWOYO

Misunderstanding

Consumer Journey dan Aktivitas Mereka